Kamis, 30 Desember 2010

PENGUMUMAN HASIL TES CPNS KAB. PEKALONGAN FORMASI TAHUN 2010

Berdasarkan Keputusan Bupati Pekalongan Nomor 819/315 tanggal 27 Desember 2010 tentang Penetapan
Kelulusan Hasil Seleksi Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah Kabupaten Pekalongan Formasi Tahun 2010, dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut:

1. Telah ditetapkan daftar nama peserta ujian tertulis CPNS yang dinyatakan lulus dalam pengadaan CPNS Daerah Kabupaten Pekalongan Formasi Tahun 2010 sejumlah 254 (dua ratus lima puluh empat) orang

(terlampir, dapat didownload melalui halaman web ini :)
 Download Hasil CPNS.PDF

2. Pelamar yang dinyatakan lulus agar hadir nanti pada:
a. Hari/Tanggal : Rabu, 29 Desember 2010
b. Waktu : 10.00 WIB
c. Tempat : Aula Lantai I Setda Kabupaten Pekalongan, Jl. Alun-alun Utara No. 1 Kajen
d. Acara : Pengarahan pemberkasan/usul pengangkatan CPNS (membawa asli kartu tanda peserta ujian, pakaian bebas rapi berkerah, bersepatu).

Demikian pengumuman ini disampaikan untuk diketahui dan diperhatikan. Atas perhatiannya diucapkan terima
kasih. 

Sabtu, 25 Desember 2010


VIVAnews - Pemain-pemain tim nasional Indonesia siap menghadapi Malaysia pada leg pertama final Piala AFF 2010. Firman Utina cs tetap mengincar kemenangan meski tampil di kandang lawan.

"Secara pribadi saya sudah siap bertemu Malaysia. Tidak ada instruksi khusus dari pelatih selain memenangkan pertandingan," kata Firman usai latihan di Stadion Nasional Bukit Jalil,  Sabtu 26 Desember 2010.

Tekad yang sama juga dilontarkan oleh pemain Indonesia lainnya, Cristian Gonzales. Meski kondisinya diragukan karena cedera pangkal paha, El Loco mengaku siap menghadapi Malaysia.

"Alhamdulillah saya juga sudah siap. Saya juga belum tahu apakah saya main atau tidak besok. Saya sendiri sudah siap tampil lawan Malaysia," papar Gonzales.

Sementara itu, striker Bambang Pamungkas mengaku juga akan tampil maksimal bila diberi kesempatan tampil oleh pelatih Alfred Riedl.

"Saya belum tahu apakah saya main atau tidak besok. Itu semua ada di tangan pelatih dan saya sangat menghargainya. Tapi sebagai pemain saya tentu siap menghadapi pertandingan besok," kata striker yang akrab disapa Bepe ini.

Pada kesempatan yang sama, Bepe juga membantah telah ikut membantu Malaysia ke final berkat dua golnya saat tampil melawan Thailand di babak penyisihan Grup A awal Desember lalu.

"Sebenarnya saya tidak ingin menyelamatkan Malaysia. Saat bertemu Thailand, saya hanya menjalankan tugas saya di Indonesia," kata Bepe.

"Kalau pun dua gol saya akhirnya membantu Malaysia lolos ke semifinal, itu bisa dikatakan takdir saja," sambungnya.

Bepe mencetak dua gol dari titik penalti saat Indonesia mengalahkan Thailand 2-1. Hasil ini membuat Malaysia berhak ke semifinal usai mengalahkan Laos 5-1. (hs)
• VIVAnews
 
Rating

Jumat, 24 Desember 2010

PP 53 Tahun 2010

Jumat, 17 Desember 2010

Curug Cinde - desa Depok


Curug cinde atau air terjun cinde merupakan salah satu objek wisata alamiah yang terdapat di kecamatan Lebakbarang tepatnya di desa Depok. Desa Depok sendiri kira – kira 24 Km dari Kecamatan Karanganyar, selama perjalanan menuju objek wisata ini kita akan disuguhi pemandangan alam yang sangat mempesona dan masih asri, mulai dari perjalanan melewati tengah hutan yang penuh dengan suara serangga – serangga serta jalan pegunungan yang berkelok – kelok dan juga penuh dengan tanjakan serta turunan dan gemericik suara air sungai hingga suasana alam pedesaan khas daerah pegunungan beserta sederetan kehidupan masyarakatnya.

Perjalanan menuju curug Cinde dapat ditempuh dengan sepeda motor ataupun bisa menumpang menggunakan kendaraan mobil bak terbuka atau masyarakat setempat biasa menyebut dengan sebutan mobil “doplak”. Untuk menuju curug Cinde yang terletak di kecamatan lebakbarang tepatnya di desa Depok bila dari pekalongan anda bisa menggunakan jasa bus ataupun angkutan pedesaan dari terminal pekalongan silahkan naik bus atau angkutan pedesaan jalur (menuju) Karanganyar, dari perempatan Karanganyar tepatnya di depan kantor kecamatan Karanganyar atau dari pasar Karanganyar bisa menggunakan mobil bak terbuka atau biasa disebut “doplak” menuju kecamatan Lebakbarang ataupun bisa langsung menuju desa Depok dengan jarak kira – kira 10 Km dari kota kecamatan Lebakbarang. Perjalanan dari Karanganya menuju Kecamatan Lebakbarang juga melalui jalan desa Lolong, yaitu sebuh desa yang terkenal dengan penghasilan duriannya bila musim durian datang, jadi bila kita ingin sekedar mampir dan menikmati nikmatnya durian Lolong (begitu biasanya masyarkat Pekalongan menyebutnya), Anda dapat singga sebentar sambil melepas lelah perjalanan. Dari desa Depok perjalanan ke curug Cinde hanya masih dapat ditempuh dengan perjalanan kaki karena perjalanan menuju lokasi curug Cinde sendiri masih harus ditempuh melalui jalan setapak. Meskipun perjalanan yang kita lewati sebelum sampai ke lokasi air terjun adalah jalan setapak namun pemandangan yang disuguhkan selama kita berjalan menuju lokasi curug Cinde bisa menjadi salah satu bidikan kamera untuk diabadikan dalam gambar.

Lokasi curug Cinde memberikan kita pemandangan yang khas daerah pegunungan, bebatuan besar dan berserakan dimana-mana khas daerah jalur air, pepohonan tinggi yang menjulang ke angkasa, suara gerasnya air terjun berjatuhan dari tebing yang tinggi. Selain menikmati indahnya ciptaanTuhan yang terletak di desa yang berbatasan langsung dari kabupaten Banjarnegara ini kita pun dapat menikmati alam pedesaan yang masih sangat asri. Masih terdapat beberapa pembangkit listrik tenaga air (kincir air) yang digunakan oleh warga depok khususnya untuk memenuhi kebutuhan penerangan sehari – hari mereka. Selian itu kita pun dapat menikmati hijaunya pemandangan sawah yang baru akan menguning ataupun sekedar mampir dan sowan ke rumah penduduk desa dan ramah – ramah untuk sekedar mampir ngombe (mampir minum) kopi khas Lebakbarang, yaitu kopi buatan sendiri yang cara pembuatanya masih ditumbuk menggunakan alat penumbuk tradisional yang juga merupakan salah satu hasil mata pencaharian para penduduk kecamatan Lebakbarang bila musim panen telah tiba.

Rabu, 15 Desember 2010

KONDISI SITUASI WILAYAH LEBAKBARANG

Kecamatan Lebakbarang merupakan salah satu dari 19 Kecamatan yang berada di Kabupaten Pekalongan, berjarak + 25 KM dari ibu kota Kabupaten Pekalongan di Kajen, dengan jumlah penduduk 11.181 jiwa, terdiri dari 11 Desa dan 38 Dukuh 34 RW dan 85 RT, Terletak di dataran tinggi bagian selatan Kabupaten Pekalongan dengan ketinggian + 630 m diatas permukaan laut, dengan batas wilayah  sebagai berikut :

Sebelah Utara         :  Berbatasan dengan Kecamatan Karanganyar
Sebelah Timur        :    Berbatasan dengan Kecamatan Doro dan Kecamatan Petungkriyono
Sebelah Selatan      :  Berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara
Sebelah Barat          :    Berbatasan dengan Kecamatan Paninggaran  dan Kecamatan Kajen

Luas Wilayah    :  5.820,141 Ha terdiri dari :
-  Hutan/Perkebunan    :  4.448,11 Ha ( 76% )
-  Tanah Sawah    :   544,552 Ha ( 9,3% )
-  Tanah Pekarangan    :   151,455 Ha ( 2,8% )
-  Tanah Tegalan    :   599,447 Ha ( 10,2% )
-  Lain – lain    :     75,983 Ha ( 1,7 % )

Jarak Ibukota Kecamatan Lebakbarang ke kabupaten, Kecamatan lain dan Desa – desa se kecamatan
Lebakbarang :

KABUPATEN DAN KECAMATAN LAIN
-    Kab.Pekalongan = 23,0 Km
-    Kandangserang  = 43,0 Km
-    Paninggaran      = 48,0 Km
-    Petungkriono = 45,0 Km
-    Talun = 32,0 Km
-    Doro = 26,0 Km
-    Karanganyar = 17,0 Km
-    Kesesi = 32,0 Km
-    Sragi = 38,0 Km
-    Siwalan = 44,0 Km
-    Bojong = 32,0 Km
-    Wonopringgo = 22,0 Km
-    Kedungwuni = 26,0 Km
-    Karangdadap = 33,0 Km
-    Buaran = 31,0 Km
-    Tirto = 37,0 Km
-    Wiradesa = 41,0 Km
-    Wonokerto = 45,0 Km

DESA – DESA LAIN SE-KECAMATAN
-    Tembelang Gunung = 4,0 Km
-    Pamutuh = 6,0 Km
-    Depok = 10,0 Km
-    Wonosido = 12,0 Km
-    Timbangsari = 9,5 Km
-    Sidomulyo = 2,0 Km
-    Kutorembet = 3,0 Km
-    Lebakbarang = 0,1 Km
-    Kapundutan = 3,0 Km
-    Bantar Kulon = 6,0 Km
-    Mendolo = 5,5 Km

Selasa, 07 Desember 2010

SEJARAH LEBAKBARANG

Pengertian 
Nama Lebakbarang menurut Ki Kertijaya dan Ki Gede, Lebakbarang artinya sebuah lembah yang banyak tersimpan barang-barang berharga berupa senjata dan barang-barang berharga pada jaman Mataram. (Menurut Penelitian PT Sumber Mineral sepanjang aliran sungai mengandung tambang emas)
Disana terdapat makam yang dikeramatkan oleh masyarakat setempat yang dikenal dengan Puncak Makam Mahameru. Mahameru berasal dari bahasa Jawa (aksara jawa yaitu dari kata Maha : 17 (rakaat) dan mara 20 (sifat wujud Allah). Jadi Mahameru berarti 17 yang menandakan bahwa yang dimakamkan di Puncak Mahameru adalah para Aulia/Wali yang selalu mengamalkan ajaran islam.

Komplek Pemakaman Ki Ageng Mahameru terdiri dari 2 lokasi, yaitu :
  1. Lokasi Bawah / Pohon Beringin
lokasi bawah adalah makam kakak beradik/ saudara kembar, yaitu :
  1. Ki Kertijaya
  2. Ki Anggayana

    Keduanya berasal dari daerah Banjarnegara sebagai Prajurit Pangeran diponegoro pada Jaman Kerajaan Mataram. Ki Kertijaya masuk ke Lebakbarang pada tahun 1824 masehi.
  1. Lokasi Atas (Puncak Mahameru)
Pada lokasi puncak bersemayam Ki Sapto Perling dan Ki Ageng Mahameru berasal dari daerah Jogyakarta yang merupakan menantu dari Ki Kertijaya. Beliau masih memiliki keturunan darah biru dari Mataram sekaligus keturunan dari Majapahit dan juga seorang ulama pada jaman itu yang menjadi panutan dan pimpinan di kawasan Mahameru dan daerah sekitarnya.

LEBAKBARANG SEBAGAI PUSAT PEMERINTAHAN DARURAT
Perjalanan Perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih dan mempertahankan kemerdekaan RI ini menyisakan kenangan heroik yang terpatri dalam sanubari seluruh rakyat dan mutlak untuk ditularkan pada generasi penerus bangsa.
Satu hal yang perlu dicatat adalah saat Agresi Militer Belanda Pertama Tahun 1947 yaitu Pindahnya Pusat Pemerintahan Karesidenan dan Kabupaten Pekalongan ke Lebakbarang. Ketika gema Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 terdengar dimana-mana dan pada bulan Juli 1947 tentara Belanda yang diboncengi NICA dan GHORKA tiba –tiba datang untuk menjajah kembali, sehingga Pemerintah Karesidenan Pekalongan akhirnya menyingkir /mengungsi, dimana daerah yang dipandang aman yaitu Kecamatan Lebakbarang. Selama kurang lebih satu bulan para pejabat berkantor di Lebakbarang tepatnya Kantor Residen dan kantor Bupati menempati Rumah Pesanggrahan milik seorang Belanda (Thomas) sedangkan kantor instansi lainnya menempati rumah penduduk.
Pada suatu pagi buta tanpa diduga tiba-tiba dari arah utara melewati Desa Mendolo dan Desa Kutorembet tentara Belanda menyerang yang mengakibatkan 2 orang pegawai staf Karesidenan Pekalongan gugur. Para pejabat Pemerintah akhirnya menghindar menyelamatkan diri pindah ke desa-desa lain seperti Desa Tembelangunung, Pamutuh, Depok dan Wonosido. Begitu pula pusat pemerintahan menjadi kacau dan berpindah-pindah menuju kearah Dieng, juga ke arah wilayah Wonosobo dan Magelang.

Betapapun sekejap mata memandang keberadaan Kecamatan Lebakbarang memiliki momentum sejarah penting yang tidak dapat dikesampingkan dalam rangkaian perjuangan mempertahankan Kemerdekaan RI yang kita cintai, hingga akhirnya untuk mmengenang sejarah Kecamatan Lebakbarang sebagai Pusat Pemerintahan Darurat Karesidenan dan Kabupaten Pekalongan semasa Class I yang juga sebagai basis pertahanan daerah selatan maka didirikanlah Monumen Perjuangan pada tahun 1962 dengan ukuran kurang lebih 2 m dan terletak di pinggiran Jalan Mahameru depan Mushola Al Ikhlas Lebakbarang. Selanjutnya atas beberapa pertimbangan para bekas pejuang , tokoh masyarakat dan pemerintah pada tahun 2002 Monumen dipindahkan dan direnovasi ke Halaman Rumah Dinas Camat yang saat ini berdiri dengan megahnya.
Kata Pepatah “ Bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat menghargai jasa para Pahlawannya “


Peta dan Geografis Kecamatan Lebakbarang

Peta Wilayah KecLebakbarang
Luas wilayah Kecamatan Lebakbarang 58,20 km2 atau 6,96 % dari luas Wilayah Kabupaten Pekalongan, secara administratif terbagi atas 11 desa, 37 dusun, 32 RW dan 70 RT. Sedangkan menurut topografi keseluruhan desa tersebut merupakan desa dataran tinggi atau pegunungan dengan ketinggian 691 dpl. Jarak antara Ibukota Kecamatan dengan Ibukota Kabupaten 23 km.
Wilayah kecamatan lebakbarang berbatasan langsung dengan kecamatan karanganyar disebalah utara kecamatan lebakabarang. Disebelah timur kecamatan lebakbarang berbatasan langsung dengan kecamatan Doro, pada sebelah selatan kecamatan lebakbarang berbatasan dengan kecamatan petungkriyono. Sedangkan disebelah barat berbatasan dengan kecamatan Paninggaran.
Jarak Ibukota Kecamatan Lebakbarang ke kabupaten, Kecamatan lain dan Desa – desa se kecamatan Lebakbarang :

KABUPATEN DAN KECAMATAN LAIN
  • Kab.Pekalongan = 23,0 Km
  • Kandangserang = 43,0 Km
  • Paninggaran = 48,0 Km
  • Petungkriono = 45,0 Km
  • Talun = 32,0 Km
  • Doro = 26,0 Km
  • Karanganyar = 17,0 Km
  • Kesesi = 32,0 Km
  • Sragi = 38,0 Km
  • Siwalan = 44,0 Km
  • Bojong = 32,0 Km
  • Wonopringgo = 22,0 Km
  • Kedungwuni = 26,0 Km
  • Karangdadap = 33,0 Km
  • Buaran = 31,0 Km
  • Tirto = 37,0 Km
  • Wiradesa = 41,0 Km
  • Wonokerto = 45,0 Km
DESA – DESA LAIN SE-KECAMATAN
  • Tembelang Gunung = 4,0 Km
  • Pamutuh = 6,0 Km
  • Depok = 10,0 Km
  • Wonosido = 12,0 Km
  • Timbangsari = 9,5 Km
  • Sidomulyo = 2,0 Km
  • Kutorembet = 3,0 Km
  • Lebakbarang = 0,1 Km
  • Kapundutan = 3,0 Km
  • Bantar Kulon = 6,0 Km
  • Mendolo = 5,5 Km

MONUMEN LEBAKBARANG


Monumen Lebakbarang

Monumen Lebakbarang yang terletak di belakang kantor Kecamatan Lebakbarang, Kabupaten Pekalongan ini menyimpan sejarah perjuangan masyarakat, pejabat pemerintah, dan militer di Karesidenan Pekalongan tatkala melawan penjajahan Belanda pada tahun 1947. Pada tahun 1947, Kecamatan Lebakbarang dijadikan tempat pengungsian dan pusat pemerintahan darurat Karesidenan Pekalongan. Lebakbarang terisolir dari Kecamatan Karanganyar, aksesnya, masih berupa jalan setapak sepanjang 17 km, dengan wilayah berupa hutan.
Pada bulan Juli 1947, tentara Belanda yang diboncengi NICA, kembali menjajah Indonesia. Kekuatan pemerintah tidak mampu menghadapinya. Maka pemerintah Karesidenan Pekalongan, terdesak dan mengungsi di Lebakbarang.
Para pejabat Karesidenan Pekalongan yang mengungsi ke Lebakbarang di antaranya, Residen Pekalongan Wali Al-Fatah, Asisten Residen Soedjono, Sekretaris Residen Agoes Miftah, Bupati Pekalongan M Soerodjo, Patih Pekalongan Soeprajitno, Sekretaris Bupati Pekalongan Moechidin, dan Wali Kota Pekalongan R Soepeno.

Selama kurang lebih satu bulan, para pejabat itu menempati rumah pesanggrahan milik warga Belanda bernama Thomas dan rumah-rumah penduduk setempat. Keberadaan pemerintahan darurat di Lebakbarang akhirnya diketahui pasukan Belanda yang kemudian melakukan serangan secara mendadak.

 “Dalam serangan itu, dua staf Karesidenan Pekalongan gugur yakni Soekatyo dan Soekono. Pejabat pemerintah kemudian mengungsi ke sebelah selatan, seperti di Desa Tembelanggunung, Pamutuh, Depok, dan Wonosido. Sejak saat itu, pejuang terus melakukan serangan gerilya pada pasukan Belanda,” kenangnya.


Untuk mengenang pejuangan mereka, Residen Pekalongan (Alm) Moehtar, pada tahun 1961 mengadakan napak tilas ke Lebakbarang dan mengusulkan pembangunan monumen juang di sana. Kali pertama, monumen dibangun berukuran tinggi 200 cm dan lebar alas 150 X 150 cm, di pinggiran jalan Mahameru depan musala Al-Ikhlas, Lebakbarang.
Karena kondisi monumen rusak, diprakarsai panitia HUT Kemerdekaan RI tahun 1988, dibangunlah monumen berbentuk monas mini di belakang kantor kecamatan Lebakbarang yang dulunya taman bunga dengan ukuran tinggi 450 cm.


Kamis, 18 November 2010

Pemotongan Hewan Kurban Desa Lebakbarang



























all pictures are by KKN Posdaya Unnes 2010 Desa Lebakbarang

 
Alamat : Jl. Raya Lebakbarang No. 1 Pekalongan Telp. (0285) 7930520